Kesalahan dalam Pembuatan Pintu Pagar Geser
Pagar rumah merupakan pembatas antara area rumah dengan area di luar rumah yang berfungsi sebagai pengaman rumah, penjaga privasi penghuni rumah, atau bisa juga difungsikan untuk menambah estetika pada bangunan.
Pagar rumah pastinya akan selalu bersentuhan dengan area luar rumah yang bersifat publik, bukan hanya berhadapan dengan berbagai cuaca saja seperti panas, dingin, maupun hujan.
Dengan demikian seharusnya pagar didesain dan dibuat dengan baik dan benar, agar kuat, tahan lama dan mudah digunakan.
Pintu pagar akan selalu bersentuhan dengan banyak orang, sering dibuka dan ditutup. Dimana dalam penggunaannya tentu ada yang hati-hati ada juga yang kurang bahkan tidak hati-hati sama sekali.
Maka diperlukan perencanaan dan pertimbangan yang matang, baik itu pada pemilihan desain dan material yang digunakan agar pintu pagar dapat digunakan dan difungsikan secara baik dalam jangka waktu yang lama.
Secara umum ada 3 sistem buka dan tutup pintu pagar rumah, yaitu ayun, dorong/geser, dan lipat.
Pada sistem bukaan ayun dan lipat menggunakan engsel seperti pada pintu rumah, untuk sistem geser diperlukan roda dan rel.
Pada pintu pagar geser ada yang menggunakan satu rel dan ada juga yang menggunakan dua rel, tergantung dari besar dan kecilnya pintu pagar yang digunakan.
Permasalahan yang sering muncul pada sistem bukaan geser ini adalah rel bergeser dari tempatnya sehingga roda tidak berada pada rel lagi. Dengan demikian pintu pagar menjadi sulit dibuka atau ditutup.
Seperti kita ketahui, setidaknya ada 2 model roda yang sering digunakan pada pintu pagar geser yaitu bulat dan siku:
Pada roda pintu pagar geser model bulat dibutuhkan material yang bulat pula sebagai relnya, umumnya menggunakan material berupa besi beton sebagai relnya.
Berbeda dengan model bulat, untuk roda pintu pagar geser model siku dibutuhkan material siku (bentuk segi tiga) sebagai relnya rel, biasanya menggunakan besi siku sebagai relnya.
Nah dari hasil pengamatan kami, ternyata model siku lebih awet dan mudah digunakan ketimbang model bulat.
Alasannya pada model siku, rel dapat tertanam kuat sehingga tidak mudah lepas dan bergeser dari tempatnya.
Jika rel selalu berada pada tempanya, tentu pintu pagar akan lancar dan mudah ketika dibuka dan ditutup.
Pada roda rel model bulat, seringkali didapati rel yang lepas dari tempatnya sehingga pintu pagar menjai sulit bahkan macet ketika digeser.
Penyebab lepasnya besi rel dari tempanya adalah karena kesalahan dalam pembuatan relnya.
Umumnya pada roda pintu geser model bulat, rel menggunakan besi beton tetapi dalam penggunaannya langsung ditanam tanpa menggunakan material lainnya sebagai penguatnya.
Akibatnya besi beton yang digunakan sebagai rel tidak dapat tertanam kuat, dengan seringnya pintu pagar dibuka dan ditutup maka rel akan lepas dari tempatnya.
Inilah kesalahannya, seharusnya besi beton yang digunakan sebagai rel itu diberi penguat, seperti dilas dahulu pada besi siku atau plat besi.
Dengan demikian rel dapat tertanam kuat sehingga tidak mudah bergeser atau lepas dari tempatnya.
Jadi kesalahannya bukan pada pemilihan model roda pintu geser, apakah bulat atau siku tetapi pada bagaimana cara menanam relnya.
Semoga bermanfaat...